Kemacetan lalu lintas
bukanlah hal yang langka di Jakarta. Kondisi ini lama kelamaan mempengaruhi
pola hidup masyarakatnya, salah satunya kebiasaan makan pagi atau sarapan. Banyak diantara kita cenderung tidak sarapan
dengan alasan takut terlambat ke kantor atau bangun kesiangan. Padahal sarapan itu sangat penting. Bayangin saja, seandainya makan malam kita jam 18.00 –
trus bangun jam 05.00 – itu artinya sudah selama 9 jam kita tidak makan. Sehingga
sebelum jam lunch time, bisa kena serangan: hungry mid-morning. Karena
kita makan untuk hidup, dan bukan hidup untuk makan, makanya sarapan itu sangat
penting.
Ada
sebuah kutipan dari seorang ahli gizi dari Amerika, Adelle Davis yaitu
“Breakfast like a king, Lunch like a Prince and Dine like a pauper”. (Sarapan
seperti seorang raja, makan siang seperti seorang pangeran, dan makan malam seperti orang miskin). Kutipan
ini sebenarnya mengajarkan pola makan
yang benar dan baik bagi kesehatan. Penggunaan Raja, pangeran dan orang miskin
di sini mengacu pada hidangan yang tersaji yang disantap pada saat makan.
Pagi
hari,sewaktu sarapan seseorang boleh makan dengan aneka hidangan yang memuaskan
selera makan. (misalnya kayak
breakfast lengkap di hotel tuh, ada telur, sosis, bacon, nasi goreng, mie
rebus, croisant, danish, toast, buah2an, keju, salad) Makanya disebut
seperti raja. Pada saat tidur,
metabolisme turun, selama tidur inilah berarti tubuh berpuasa,perut kosong,
gula darah turun dan tingkat metabolisme juga turun Pada saat bangun paginya,
seseorang akan memerlukan energi untuk beraktivitas mulai dari pagi hari. Oleh
karenanya sarapan menjadi penting supaya mendapatkan energi. Menurut penelitian
di inggris terhadap 4000 pengusaha, ada perbedaan yang signifikan antara
penfgusaha yang terbiasa sarapan dan tidak. Pengusaha yang terbiasa sarapan
dapat mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan yang tidak sarapan, karena untuk dapat
berkonsentrasi otak memerlukan energi. Dengan sarapan yang baik, maka seseorang
akan mendapatkan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari hingga
tiba saat makan siang. Sarapan menyumbang 25% atau seperempat dari kebutuhan
energi yang dibutuhkan seseorang untuk beraktivitas sehari-hari. Contoh breakfast di atas bukan berarti kita
harus menyiapkan makanan selengkap di hotel.
Yang penting kita memperbanyak makanan yang mengandung Karbohidrat.
Di
siang hari asupan makanan masih perlu disuplai agar dapat melanjutkan aktivitas
hingga sore hari. Pada malam hari, dimana aktivitas telah berkurang sebaiknya makan hanya secukupnya, karena itu
di sebutkan makan seperti orang miskin. Dianjurkan makan malam dilaksanakan maksimal
pada jam 7 malam dan 3 jam sebelum tidur agar makanan dapat diproses terlebih
dahulu.
Kembali pada kutipan diatas,
meskipun di katakan sarapan boleh makan sepuasnya seperti raja, kita tidak
perlu takut gemuk, sarapan teratur malah membantu menurunkan berat badan.
Karena seseorang yang tidak terbiasa sarapan, akan mencari cemilan untuk
mengisi perut sebelum waktu makan siang, karena saat malam hari perut kosong,
paginya kita pasti butuh tenaga, maw tunggu makan siang masih lama jadi
kecendrungan ngemil lebih besar. Semakin banyak ngemil bisa menjadi semakin
gemuk,apabila gemuk resiko terkena penyakit metabolic seperti gula dan hipertensi
juga semakin besar. Jadi biasakan sarapan biar nyambung kalo diajak ngomong dan
biar tidak dibilang TULALIT deh...hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar