Rabu, 19 Juni 2013

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP), SALAH SATU TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif yang ada tersebut bersama konsekuensinya.   Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir,   dapat berupa tindakan atau opini.


      Pada umumnya keputusan adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang dari waktu ke waktu, baik secara sadar maupun tanpa sadar.   Secara tanpa sadar dilakukan pada kegiatan yang berlaku sehari-hari (rutin), sebagai contoh perlu tidaknya memakai sandal ke kamar mandi, atau pilihan berhenti merokok atau tetap merokok   Sedangkan untuk kegiatan yang lebih besar dan rumit, pengambilan keputusan harus dilaksanakan secara sadar sepenuhnya dan memerlukan perhitungan yang sangat cermat.   Selain itu diperlukan juga persiapan yang matang dan kemampuan membuat analisis yang cukup besar.   Seringkali pengambilan keputusan memerlukan waktu yang lama karena diperlukan banyak bahan keterangan dan pendapat/sumbangan pikiran dari orang-orang lain.   Selain itu disebabkan banyaknya variabel-variabel keputusan bersifat kualitatif dan boleh dikata data yang berbentuk angka atau informasi statistik sangat kurang.   Sehingga pengambilan keputusan hanya bersadarkan persepsi, pengalaman, pengindraan atau intuisi.       

    Kesukaran yang masih dihadapi untuk menghitung unsur kualitatif dalam proses pengambilan keputusan, menyebabkan munculnya metode yang dapat menyelesaikan hal tersebut.   Para ahli matematika, manajemen sains, analisa sistem dan Operations research telah bekerja sama untuk mengemukakan teori atau metode yang memperhitungkan unsur kualitatif ke dalam bentuk formulasi matematik atau model kuantitatif.    Salah satunya adalah Analisis Proses Hirarki (Analitycal Hierarchy Process/AHP).   AHP ini dikembangkan oleh Profesor Thomas Saaty, seorang ahli matematika Amerika Serikat pada tahun 1971.   Ketika itu ia bekerja untuk Departemen Pertahanan AS dalam perencanaan masalah persiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan di bidang pertahanan.    Pemakaian AHP ini kemudian juga digunakan pada studi pencatuan tenaga listrik dan studi untuk menganalisa efek “tidak damai” dan “tidak perang” pada perekonomian, politik dan status militer Mesir.

          AHP kemudian mengalami kemajuan dalam aplikasinya dan digunakan dalam berbagai bidang studi, misalnya studi transportasi di Sudan.eksplorasi mineral di Mauritania, perencanaan pendidikan di Amerika Serikat, forecasting pemilihan presiden, resolusi konflik di Irlandia Utara dan Afrika Utara, resolusi terorisme, forecasting harga minyak dunia, dan Pengambilan Keputusan Strategis dalam perebutan Pulau Malvinas pada tahun 1982. 

AHP dan Empat Fungsi Psikologi Manusia 
         Pada dasarnya teori AHP berkaitan dengan proses pengembangan pendapat manusia ketika dihadapkan pada pemecahan masalah dengan proses pengukurannya.   Proses itu dilatar belakangi oleh fungsi psikologis manusia didalam menghadapi pemecahan masalah yang diperlukan untuk pengembangan pendapat dan perhitungan matematis yang diperlukan untuk pengukuran nilai dari peringkat pendapat yang berkembang.   Menurut ahli psikologi Carl Jung, sikap manusia cenderung mengarah pada salah satu dari empat fungsi dimana mereka terbiasa dalam cara memecahkan suatu masalah.   Keempat fungsi yang dimaksud adalah intuisi, perasaan, berpikir dan penginderaan.   Menurut Keegen, setiap orang mempunyai peringkat derajat preferensi untuk salah satu dari keempat fungsi tersebut diatas, yang dikenal sebagai fungsi superior dimana jika merasa kuat dalam salah satu fungsi dan fungsi inferior untuk yang lemah.
         Keempat fungsi yang dimiliki oleh manusia tersebut, dalam bentuk superior dan inferiornya digunakan dalam mengembangkan AHP secara sistematik.   Artinya pada setiap tahapan prosedur pemodelan AHP, keempat fungsi tersebut bisa berperan, tergantung pada masalah yang dihadapi, dan distrukturkan sedemikian rupa sehingga orang menyadari kapan ia dapat menggunakan atau mengontruksikan salah satu fungsi tersebut.

Ciri Kegunaan AHP.
Ciri khas kegunaan AHP sebagai metode dapat diuraikan sebagai berikut :
a.   Memperinci suatu keadaan yang kompleks atau tak terkerangka ke dalam komponen-komponennya.
b.   Mengatur bagian dari komponen tersebut/variabel-variabelnya dalam bentuk hirarki.
c. Memberikan bobot numerik/verbal pada variabel yang dianggap penting dengan cara membandingkan satu sama lainnya.
d. Membuat sintesa pendapat untuk menentukan variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi sebagai hasil akhir analisa.

         Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa permasalahan studi dengan menggunakan AHP adalah keadaan dimana data atau informasi statistik dalam bentuk angka boleh dikatakan sangat minim atau tidak ada sama sekali.   Dengan kata lain, permasalahan yang dihadapi dapat dirasakan dan dilihat, namun kelengkapan data numerik tidak menunjang para pengamat untuk memodelkan secara kuantitatif dengan cara “konvensional”.   Kalaupun tersedia, data tersebut bersifat kualitatif dan didasari dari persepsi, pengalaman, penginderaan dan intuisi.   Menurut Saaty, AHP dapat digunakan untuk pencarian solusi dalam masalah-masalah strategis seperti penentuan skala prioritas, resolusi konflik, memilih alternatif dari sekian pilihan, menentukan persyaratan, alokasi sumber, mengukur kinerja seseorang atau proyek dan optimasi masalah.

Langkah-Langkah Penggunaan AHP
Untuk memudahkan pemahaman maka pembahasan akan langsung diterapkan pada suatu contoh.   Pada pembahasan ini akan diambil contoh penentuan sepeda motor yang akan dibeli.   Langkah-langkah penerapan AHP adalah sebagai berikut :

 a.   Buat Struktur Hirarki Persoalan.  
    1. Menentukan tujuan akhir.  Dalam hal ini menentukan 1 (satu) jenis sepeda motor yang dibeli. 
    2. Menentukan Kriteria Yang mempengaruhi pilihan.   Misal dalam hal ini adalah Harga (H), Model (M), Kecepatan (C) dan Keiritan (I).
    3.  Menentukan  jenis yang akan dipilih, misal dalam hal ini adalah Supra (S), Jupiter (J) dan Kawasaki (K).
    4. Point 1 s/d 3 disusun dalam suatu tabel hirarki seperti berikut:
     
      b.   Buat Matriks Untuk Analisa Berpasangan Kriteria yang Mempengaruhi.    Yaitu memasukkan angka-angka pada suatu matriks untuk membandingkan tingkat esensial suatu elemen dengan elemen yang lain.   Angka yang dimasukkan adalah angka 1 s/d 9 dengan ketentuan sebagai berikut : 

       Matriks yang Terbentuk adalah sebagai berikut (nilai hasil asumsi dari penulis) 

      c.  Buat Analisa perhitungan, yaitu membagi nilai tiap kolom dengan jumlah total kolom.   Kemudian hasilnya dijumlahkan secara mendatar dan dibuat persentase, dimana nilai yang didapat menerangkan persentase pengaruh tiap kriteria terhadap keputusan untuk membeli sepeda motor yang akan dibeli.  

      d. Ulangi langkah b dan c untuk tiap pilihan per kriteria yang ada.

          1.     Model
       


         2.    Harga
           3.   Kecepatan

          4.  Keiritan
      e. Tentukan Hasil Analisa dengan menjumlahkan perkalian presentase kriteria dengan presentase tiap pilihan.   Hasil terbesar merupakan pilihan terbaik.





      Dari perhitungan diatas, didapatkan hasil persentase untuk Supra sebesar 42,76 % lebih besar bila dibandingkan dengan Jupiter (17,96%) dan Kawasaki (39,27%).   Sehingga dapat disimpulkan bahwa Supra merupakan pilihan terbaik untuk dibeli.





       


       
       











      1 komentar:

      1. Olah Data Analytical Hierarchy Process (AHP) Dengan Expert Choice 11
        WhatsApp : +6285227746673
        PIN BB : D04EBECB
        IG : @olahdatasemarang
        Website : http://biro-jasa-spss.blogspot.co.id
        Terdaftar Di Google Map Dengan Nama Olah Data Semarang

        BalasHapus