The greatest difficulty in the world is not for people to accept
new ideas, but to make them forget about old ideas” (J.M. Keynes)
Salah satu hal yang begitu
mempengaruhi kehidupan kita adalah kebiasaan. baik itu kebiasaan buruk maupun baik. Kalau
hidup kita dikelilingi dengan kebiasaan baik tentu itu bukan menjadi suatu
masalah, namun bagaimana jika hidup kita
penuh dengan kebiasaan buruk, pastilah akan menimbulkan permasalahan, baik
untuk diri kita sendiri, maupun dalam hubungan kita dengan orang lain ataupun
lingkungan. Inilah saat yang tepat untuk merubahnya.
Merubah kebiasaan itu sebenarnya mudah. Kalimat ini sejak awal harus kita tanamkan dalam in mind kita agar memudahkan diri kita untuk berubah.Yang susah adalah menjaga ritme kita agar senantiasa dalam perubahan. kalau dalam ilmu pengembangan diri, biasa dikenal dengan self-transformation. dan itu biasanya dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan baru selama 1 bulan penuh tanpa henti. maka secara ilmu, alam bawah sadar kita membuat pola-pola itu menjadi sebuah kebiasaan. sehingga timbullah kebiasaan baru
Merubah kebiasaan itu sebenarnya mudah. Kalimat ini sejak awal harus kita tanamkan dalam in mind kita agar memudahkan diri kita untuk berubah.Yang susah adalah menjaga ritme kita agar senantiasa dalam perubahan. kalau dalam ilmu pengembangan diri, biasa dikenal dengan self-transformation. dan itu biasanya dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan baru selama 1 bulan penuh tanpa henti. maka secara ilmu, alam bawah sadar kita membuat pola-pola itu menjadi sebuah kebiasaan. sehingga timbullah kebiasaan baru
Bagaimana jika ingin merubah suatu lingkungan
atau organisasi ??? Tentunya ini
mempunyai handicap tersendiri, karena menyangkut banyak individu dan
kepentingan, apalagi kalau lingkungan atau organisasi tersebut relatif “aman”
atau “nyaman”. Sehingga banyak
pihak-pihak tertentu yang tidak menghendaki perubahan tersebut, dan lebih
celaka lagi orang-orang baru pada organisasi tersebut tidak berani untuk
mengusulkan suatu perubahan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
The Five Monkeys Theory
Sekelompok Peneliti di suatu
Laboratorium di AS melakukan penelitian terhadap kehidupan sekelompok kera. 5 ekor kera dimasukkan ke dalam suatu
kandang, dimana ditengah-tengah kandang tersebut diberi tangga siku dengan
setandan pisang di atasnya.
Tentunya kera-kera tersebut
berebut naik tangga untuk mendapatkan pisang tersebut. Saat itulah peneliti menyiramkan air dingin
terhadap kera-kera tersebut, yang menyebabkan kera-kera tersebut menjauh dari
tangga, saat itu siraman air berhenti.
Demikian hal ini berulang, sehingga kera-kera takut untuk mendekati
tangga. Setelah sekian lama, seekor
kera mencoba untuk menaiki tangga, pada saat itulah peneliti menyiramkan air
kepada 4 ekor kera lainnya, sampai seekor kera yang nekat tadi membatalkan
niatnya menaiki tangga.
Setelah kejadian tersebut,
setiap ada kera yang mencoba menaiki tangga tersebut maka akan dihalangi oleh
teman-temannya. Pada akhirnya tidak
seekor kerapun berani untuk menaiki tangga tersebut.
Selanjutnya peneliti
tersebut mengganti 1 ekor kera dengan simpanse. Ketika simpanse tersebut berusaha menaiki
tangga, maka keempat ekor kera menghalanginya.
Demikian akhirnya simpanse tersebut tidak berani menaiki tangga
tersebut, tanpa tahu apa sebabnya.
Seekor kera diganti lagi
dengan seekor simpanse. Kejadian yang sama terulang kembali dan lebih anehnya
simpanse yang pertama ikut-ikutan menghalangi simpanse kedua untuk menaiki
tangga. Demikian kejadian tersebut berulang
sampai semua kera diganti oleh simpanse.
Pada grup baru yang terdiri
dari 5 simpanse ini dan tidak pernah merasakan siraman air dingin, ternyata
meneruskan kebiasaan grup lama yang tidak berani menaiki tangga. Mengapa hal ini terjadi ????
Kalau Bisa menjawab, bisa
dipastikan mereka pasti menjawab
“AKU
JUGA NGGAK TAHU KENAPA, TAPI SUDAH DARI SONONYA BEGITU KOK”.
Bukankan ini kalimat
familiar yang sering kita dengar di lingkungan kita, dimana sebagian besar dari
kita tidak berani mencoba hal-hal yang lebih baru dan cenderung menyukai status
quo.
Agen
Perubahan.
Di tengah perkembangan
teknologi yang cukup pesat ini, mau tidak mau, suka tidak suka perubahan
lingkungan ataupun organisasi pasti akan terjadi cepat atau lambat, jika
lingkungan atau organisasi tersebut mau tetap eksis. . Selain perkembangan teknologi itu sendiri
terutama di bidang informasi, kondisi
ekonomi, kompetisi global, kondisi sosial dan demografi serta tantangan
internal akan menjadi faktor lain yang mendorong perubahan. Akan banyak muncul agen-agen perubahan yang
menjadi motor perubahan, tentunya perubahan kearah yang lebih baik. Kita semua dapat menjadi agen perubahan,
tentunya hal ini membutuhkan keberanian dan keteguhan hati menghadapi
resistansi dari lingkungan.
Berikut beberapa karakteristik yang harus
dimiliki oleh agen perubahan (Wireman :1988) :
1. Kreativitas,
yaitu visi yang memungkinkan munculnya pemikiran masa depan
2. Keteguhan Hati, untuk mengakui apa yang
terjadi di masa lalu dan mampu melihat perbedaannya.
3. Visibilitas, yaitu kemampuan untuk melihat
dan memberikan dukungan terhadap ide dan usaha seseorang.
4. Ketekunan, yaitu kesabaran & kamantapan
usaha yang dibutuhkan untuk mencapai hasil.
5. Dorongan motivasi – tidak pernah mundur &
menyerah apa yang telah dilakukan & selalu mendorong pada peluang ke depan
Adapun step-step perubahan dapat dilihat pada gambar
berikut :
Yang terpenting, jangan pernah melewatkan kesempatan
untuk belajar dan menimba pengalaman dari orang lain, dan kemudian
menerapkannya pada diri kita sendiri.
Yang terakhir
perubahan menuju hal yang lebih baik harus dilakukan :
MULAI SEKARANG
MULAI DARI HAL-HAL YANG KECIL
MULAI DARI DIRI KITA SENDIRI
You must be change…..to be better
in the future….
Referensi :
2. Dr. Maya Ariyanti, S.E., M.M, 2011. Manajemen
Perubahan, Paparan Untuk Pasis Seskoau A-48, Lembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar