Kamis, 13 Juni 2013

MERUBAH KEBIASAAN



The greatest difficulty in the world is not for people to accept new ideas, but to make them forget about old ideas  (J.M. Keynes)
   
Salah satu hal yang begitu mempengaruhi kehidupan kita adalah kebiasaan.  baik itu kebiasaan buruk maupun baik.   Kalau hidup kita dikelilingi dengan kebiasaan baik tentu itu bukan menjadi suatu masalah, namun bagaimana  jika hidup kita penuh dengan kebiasaan buruk, pastilah akan menimbulkan permasalahan, baik untuk diri kita sendiri, maupun dalam hubungan kita dengan orang lain ataupun lingkungan. Inilah saat yang tepat untuk merubahnya.


         Merubah kebiasaan itu sebenarnya mudah.  Kalimat ini sejak awal harus kita tanamkan dalam in mind kita agar memudahkan diri kita untuk berubah.Yang susah adalah menjaga ritme kita agar senantiasa dalam perubahan. kalau dalam ilmu pengembangan diri, biasa dikenal dengan self-transformation. dan itu biasanya dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan baru selama 1 bulan penuh tanpa henti. maka secara ilmu, alam bawah sadar kita membuat pola-pola itu menjadi sebuah kebiasaan. sehingga timbullah kebiasaan baru

        Bagaimana jika ingin merubah suatu lingkungan atau organisasi ???  Tentunya ini mempunyai handicap tersendiri, karena menyangkut banyak individu dan kepentingan, apalagi kalau lingkungan atau organisasi tersebut relatif “aman” atau “nyaman”.   Sehingga banyak pihak-pihak tertentu yang tidak menghendaki perubahan tersebut, dan lebih celaka lagi orang-orang baru pada organisasi tersebut tidak berani untuk mengusulkan suatu perubahan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

The Five Monkeys Theory
 
      Sekelompok Peneliti di suatu Laboratorium di AS melakukan penelitian terhadap kehidupan sekelompok kera.   5 ekor kera dimasukkan ke dalam suatu kandang, dimana ditengah-tengah kandang tersebut diberi tangga siku dengan setandan pisang di atasnya.
 Tentunya kera-kera tersebut berebut naik tangga untuk mendapatkan pisang tersebut.   Saat itulah peneliti menyiramkan air dingin terhadap kera-kera tersebut, yang menyebabkan kera-kera tersebut menjauh dari tangga, saat itu siraman air berhenti.  Demikian hal ini berulang, sehingga kera-kera takut untuk mendekati tangga.   Setelah sekian lama, seekor kera mencoba untuk menaiki tangga, pada saat itulah peneliti menyiramkan air kepada 4 ekor kera lainnya, sampai seekor kera yang nekat tadi membatalkan niatnya menaiki tangga.


Setelah kejadian tersebut, setiap ada kera yang mencoba menaiki tangga tersebut maka akan dihalangi oleh teman-temannya.   Pada akhirnya tidak seekor kerapun berani untuk menaiki tangga tersebut.
Selanjutnya peneliti tersebut mengganti 1 ekor kera dengan simpanse.   Ketika simpanse tersebut berusaha menaiki tangga, maka keempat ekor kera menghalanginya.   Demikian akhirnya simpanse tersebut tidak berani menaiki tangga tersebut, tanpa tahu apa sebabnya.

Seekor kera diganti lagi dengan seekor simpanse. Kejadian yang sama terulang kembali dan lebih anehnya simpanse yang pertama ikut-ikutan menghalangi simpanse kedua untuk menaiki tangga.  Demikian kejadian tersebut berulang sampai semua kera diganti oleh simpanse. 
Pada grup baru yang terdiri dari 5 simpanse ini dan tidak pernah merasakan siraman air dingin, ternyata meneruskan kebiasaan grup lama yang tidak berani menaiki tangga.   Mengapa hal ini terjadi ????
 Kalau Bisa menjawab, bisa dipastikan mereka pasti menjawab 

 “AKU JUGA NGGAK TAHU KENAPA, TAPI SUDAH DARI SONONYA BEGITU KOK”.

Bukankan ini kalimat familiar yang sering kita dengar di lingkungan kita, dimana sebagian besar dari kita tidak berani mencoba hal-hal yang lebih baru dan cenderung menyukai status quo.
 
Agen Perubahan.

 Di tengah perkembangan teknologi yang cukup pesat ini, mau tidak mau, suka tidak suka perubahan lingkungan ataupun organisasi pasti akan terjadi cepat atau lambat, jika lingkungan atau organisasi tersebut mau tetap eksis.   . Selain perkembangan teknologi itu sendiri terutama di bidang informasi,  kondisi ekonomi, kompetisi global, kondisi sosial dan demografi serta tantangan internal akan menjadi faktor lain yang mendorong perubahan.   Akan banyak muncul agen-agen perubahan yang menjadi motor perubahan, tentunya perubahan kearah yang lebih baik.    Kita semua dapat menjadi agen perubahan, tentunya hal ini membutuhkan keberanian dan keteguhan hati menghadapi resistansi dari lingkungan.    

Berikut beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh agen perubahan (Wireman :1988) :

      1.   Kreativitas, yaitu visi yang memungkinkan munculnya pemikiran masa depan
      2.  Keteguhan Hati,   untuk   mengakui   apa   yang  terjadi  di masa  lalu  dan mampu   melihat  perbedaannya.       
      3.   Visibilitas, yaitu kemampuan untuk melihat dan memberikan dukungan terhadap ide dan  usaha seseorang. 
      4.   Ketekunan,  yaitu kesabaran & kamantapan usaha yang dibutuhkan untuk mencapai hasil.     
      5.     Dorongan motivasi –  tidak pernah mundur & menyerah apa yang telah dilakukan & selalu mendorong pada peluang ke depan



Adapun step-step perubahan dapat dilihat pada gambar berikut :





 Yang terpenting, jangan pernah melewatkan kesempatan untuk belajar dan menimba pengalaman dari orang lain, dan kemudian menerapkannya pada diri kita sendiri.  



Yang terakhir  perubahan menuju hal yang lebih baik harus dilakukan :



MULAI SEKARANG



MULAI DARI HAL-HAL YANG KECIL



MULAI DARI DIRI KITA SENDIRI



You must be change…..to be better in the future….



Referensi :

   
      2.   Dr. Maya Ariyanti, S.E., M.M, 2011. Manajemen Perubahan, Paparan Untuk Pasis Seskoau A-48, Lembang.


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar