“ Angkatan darat dan Angkatan Laut jangan sampai
memandang pesawat terbang hanya sebagai senjata tambahan yang terbatas
kegunaannya. Sebaliknya mereka harus
melihat kepada pesawat terbang sebagai saudara ketiga”.( Jenderal Giulio
Douhet, Ahli Strategi Perang Udara, Italia)
Dalam melaksanakan suatu operasi militer di mandala operasi, pengendalian
udara sangat mutlak diperlukan untuk memperoleh suatu keunggulan udara. Keunggulan udara yang sudah
diraih
dilaksanakan dengan menghancurkan kekuatan udara musuh
baik di darat, laut dan udara, sehingga akan memberikan
keleluasaan bagi pasukan kawan untuk melaksanakan operasi berikutnya. Demikian pentingnya suatu keunggulan udara maka merupakan faktor yang sangat esensial
di dalam melaksanakan suatu operasi-operasi
gabungan. Taktik atau strategi untuk merebut keunggulan
udara ini dilakukan melalui suatu operasi udara yang dikenal dengan nama
Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO).
Definisi
Oluo itu sendiri adalah Operasi udara yang dilaksanakan untuk menghancurkan
ataupun menetralisir kekuatan udara musuh guna mendapatkan keunggulan udara di
mandala operasi sehingga operasi darat, laut maupun udara dapat terlaksana
tanpa ada gangguan maupun ancaman dari kekuatan udara musuh. Operasi Lawan
Udara Ofensif dilaksanakan dalam bentuk
operasi penyerangan dan operasi perlindungan. Dari definisi tersebut dapat
terlihat bahwa tujuan dari operasi ini adalah untuk mendapatkan keleluasaan
pasukan kawan dimandala operasi agar operasi darat, laut, udara dapat terlaksana tanpa ada gangguan
dari kekuatan udara musuh. Adapun
sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya
keunggulan udara di mandala operasi.
b. Terkendalinya
wilayah udara di mandala operasi.
c. Terlaksananya
operasi-operasi darat, laut, dan udara tanpa ada gangguan dari kekuatan udara
musuh
Operasi lawan udara ofensif dilaksanakan
melalui keterpaduan satu atau lebih kegiatan operasi, baik dilaksanakan secara
parallel maupun sebagai suatu rangkaian kegiatan, meliputi :
a. Melaksanakan pengamatan dan pengintaian
udara untuk mendapatkan data situasi musuh.
b. Menyerang
kekuatan udara musuh, baik yang berada di atas maupun bawah permukaan serta di
udara.
c. Melindungi
kekuatan kawan dalam melaksanakan tugasnya.
Adapun
susunan tugas operasi lawan udara ofensif merupakan gabungan kekuatan udara
untuk menghancurkan kekuatan udara musuh dengan melibatkan pesawat-pesawat yang
mempunyai kemampuan penyerang dan pelindung sebagai berikut :
a. Pesawat
Penyerang Permukaan (Surface Attack). Merupakan kekuatan utama dari
komposisi Operasi Lawan Udara Ofensif yang bertugas untuk menghancurkan sasaran
utama kekuatan udara musuh di darat/permukaan mandala operasi.
b. Pesawat
Penyapu (Fighter Sweep). Merupakan kekuatan yang berada jauh di depan
kekuatan utama yang bertugas untuk menghancurkan kekuatan udara musuh yang
mengancam kekuatan utama.
c. Pesawat
Pengawal (Escort). Merupakan kekuatan yang melekat dengan kekuatan
utama, bertugas mengawal dan melindungi pesawat kawan dalam perjalanan maupun
di mandala operasi dari serangan udara musuh.
d. Pesawat
Penekan/Penindas (Suppression). Merupakan kekuatan yang berada di luar
dari kekuatan utama, bertugas untuk menetralisir, menghancurkan kekuatan
pertahanan udara musuhdi permukaan yang mengancam komposisi kekuatan Operasi
Lawan Udara Ofensif.
Operasi Lawan Udara Ofensif di Dunia. Berdasarkan
fakta-fakta sejarah sejak perang dunia pertama sampai dengan saat ini sudah
beberapa kali terjadi pertempuran udara dengan melibatkan kekuatan yang cukup
besar. Tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan keunggulan udara sehingga operasi lainnya dapat berjalan
dengan lancar. Serangan udara yang
terkenal sampai saat ini antara lain
sebagai berikut:
a. Battle
Of Britain (1940). Latar belakang pertempuran ini
adalah Inggris menolak tawaran Jerman untuk berdamai. Pada pertempuran ini Jerman mengerahkan tiga
armada udara dengan 3000 pesawat.
Sedangkan Inggris terdiri dari 2000 pesawat. Pada saat itu Inggris sudah menemukan Radar pada
tahun 1934, sehingga Inggris dapat mengantisipasi kedatangan pesawat
musuh. Dalam serangan ini Jerman
kehilangan 1100 pesawat dan Inggris kehilangan 650 pesawat. Salah satu strategi RAF adalah melaksanakan
serangan udara di malam hari dengan menyerang pangkalan-pangkalan serta posisi
radar-radar Jerman yang di bangun di sepanjang pantai Belanda dan Jerman
Utara. Taktik yang lain yang di pakai
untuk mengelabui Radar-radar Jerman adalah dengan melemparkan kertas-kertas
timah sehingga Radar Jerman menjadai kacau untuk mendeteksi musuh. Batle
of Britain merupakan pertempuran paling dahsyat dalam sejarah pertempuran
udara karena kedua belah pihak mempunyai kemampuan air power yang kuat.[1]
b. Serangan Jepang Atas Pearl Harbour
(1941).
Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang secara mendadak menyerang
pangkalan terkuat Amerika Serikat yang berada di Pasifik yaitu Pearl
Harbour. Serangan Pearl Harbour
berhasil dengan baik, namun Jepang tidak berhasil mencapai tujuan utamanya
yaitu menghancurkan kapal induk Amerika.
Serangan gelombang pertama dilakukan oleh pesawat-pesawat pembom torpedo
dan pesawat pembom tukik. Serangan dipimpin oleh Comander Fuchida
Mituso. Amerika kehilangan 18 Battle Ship dan 349 buah pesawat serta 2.345 prajurit tewas. Serangan pada gelombang kedua,
Jepang mengerahkan 54 pesawat bomber, 81 pembom tukik dan 36 pesawat pemburu
dipimpin oleh Shimazaki. Pada serangan
gelombang kedua pesawat-pesawat Jepang mendapatkan tembakan gencar dari pasukan
Amerika. Jepang kehilangan 8 persen dari
seluruh kekuatannya. Disini dapat dilihat
kesiapan Jepang serta serangan yang sudah terorganisir telah
mengarah ke susunan tugas sebagai composite
strike[2]
c. Pertempuran Midway ( 4-5 Juni 1942 ). Latar
belakang pertempuran ini adalah demi amannya kampanye Jepang serta memandang
perlu segera merebut Midway dan tidak perlu memperluas territorial. Yang terpenting bagi Jepang
adalah melumpuhkan sisa-sisa kekuatan Amerika yang berada di Pearl
Harbour. Gelombang serangan pertama
Jepang terdiri dari 72 bomber, 76 pemburu dan 126 cadangan. Dengan menggunakan peluru armour piercing (peluru untuk menembus
pelat baja), bom dan torpedo serta 36 pesawat Zero untuk melakukan patroli. Tujuan serangan ini adalah untuk melumpuhkan
kekuatan udara Amerika yang berada di darat untuk
membantu operasi pendaratan.[3]
d. Perang Korea (25 Juni 1950 – 27 Juli 1953). Pada perang Korea Sekutu
telah mempertimbangkan strategi yang akan diambil. Karena sasarannya sedikit sekali dan kekuatan
Korea Utara tidak banyak terkonsentrasi serta alasan lain adalah pesawat-pesawat
Korea Utara bisa lari ke seberang sungai Yalu di daerah Cina dan Uni
Soviet. Air strategi sekutu harus diubah dari close air support kepada kekuatan-kekuatan di darat berubah ke
strategi baru yaitu pertama melaksanakan Ofensif patrol pemburu di sepanjang
sungai Yalu. Kedua adalah
serangan terhadap pangkalan-pangkalan di garis depan bagi pesawat-pesawat MIG
dan ketiga adalah menghancurkan jalur-jalur perbekalan bagi gerakan maju
pasukan tentara Cina. Operasi-operasi
udara ini terutama untuk mencegah kekuatan udara dan darat lawan melaksanakan
serangan. Pada akhir perang Korea,
misi-misi yang mempertahankan Air
Superiority adalah mereka yang sukses pada masa Perang Dunia II. Dari hal tersebut didapat bahwa yang
paling penting adalah menembaki pesawat-pesawat lawan di darat maupun di
udara. Serangan harus dilaksanakan siang maupun
malam agar kekuatan udara lawan tidak dapat aktif kembali.[4]
e. Perang Iran – Iraq (1980-1988). Pertempuran antara pasukan kedua negara
terjadi di dekat Qasre Shirin pada 2 September 1980. Dua hari kemudian angkatan udara Iran membom
kota-kota Khanaqin dan Mandali.
Pertempuran dahsyat berlangsung sepanjang Shatt al Arab. Iran memobilisasi angkatan bersenjatanya pada
tanggal 20 September 1980, dua hari kemudian Iraq menyerbu Iran. Dua gelombang pesawat jet Iraq menyerang
pangkalan-pangkalan udara Iran pada tanggal 22 September 1980. Enam pesawat tempur yang di parkir di
tempat-tempat perlindungan dan dua Radar
Early warning luput dari bom-bom pesawat Irak karena penerbangnya tidak
professional serta kurang canggihnya avionik pesawat-pesawat Iraq buatan
Rusia. Angkatan Udara Iran yang efektif
dengan jumlah personel 38.000 orang, dua kali lipat personel Angkatan Udara
Iraq seringkali dapat menghancurkan kekuatan udara Iraq. Iran dapat melancarkan serangan udara sampai
dengan 150 sorti per hari.[5]
f. Perang Teluk (2 Agustus 1990 – 27
Februari 1991). Latar belakangnya adalah invasi Irak atas
Kuwait tanggal 2 Agustus 1990. Serangan
udara pertama dilaksanakan oleh sekutu dengan melaksanakan
pendadakan-pendadakan. Namun serangan
tersebut dapat dilawan oleh Iraq dengan menggunakan Anti Aircraft Artillery (AAA).
Pada minggu ke tiga adalah
menghancurkan pangkalan-pangkalan udara Irak diperkirakan 99 pesawat Irak dihancurkan di darat. Pada
hari-hari selanjutnya serangan udara sudah menggunakan LGB (Laser Guide Bomb) adalah bom yang
berpenuntun laser sehingga akurasinya sangat tepat untuk menghancurkan
tempat-tempat perlindungan pesawat dan fasilitas kodal. Pada tanggal 15 Februari 1991 karakter
pemboman di rubah dengan menggunakan bom FAE (Fuel Air Explosive) dengan tujuan untuk menghancurkan ranjau-ranjau
yang di pasang oleh Irak. Pada minggu
ke enam tanggal 21 Februari- 27 Februari 1991) pesawat-pesawat F-16 terus
menyerang pangkalan-pangkalan Irak dengan menggunakan Rudal. Objek-objek militer di Baghdad terus diserang
dengan pesawat terbang dan Rudal.[6]
Teknologi Pesawat Tempur
Pendukung OLUO. Adanya
perkembangan teknologi yang pesat saat ini mendorong negara-negara maju untuk
mengembangkan sistem persenjataan mutakhir khususnya pesawat tempur. Amerika sebagai negara Adidaya serta Rusia waktu perang dingin berlomba-lomba
mengembangkan pesawat tempur serta persenjataannya. Adapun jenis-jenis pesawat tempur modern
yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut:
a. Pesawat F-22 Raptor. F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan
pesawat tempur
superioritas udara
dan digunakan untuk menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi
peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. F-22
dirancang untuk membawa peluru kendali udara
ke udara
yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu
kemampuan silumannya.
Pesawat
tempur modern Barat masa kini sudah
memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di Radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap
Radar.
Pada F-22, selain pemakaian material penyerap
Radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti pylon pada pesawat dan helm pilot juga sudah
dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit
untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".[7]
b. Pesawat B-2 Spirit. Northrop Grumman B-2 adalah pesawat tempur
berteknologi stealth yang digunakan untuk
pengeboman. Pesawat ini
dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat ini berteknologi siluman
serta memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (Radar)[8].
c. Pesawat
SU-27. Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya
diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi
saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh,
persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi[9]
d. Pesawat SU-30. Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki
beberapa varian. Seri Su-30K dan
Su-30MK telah sukses secara komersial.
Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup
Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2. Pesawat ini adalah pesawat tempur
multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini dapat
dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet dan F-15E Strike Eagle Amerika Serikat.
Demikian sedikit pengetahuan
dan informasi mengenai Operasi Lawan Udara Ofensif untuk berbagi wawasan tentang operasi udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar