Senin, 15 Juli 2013

OPERASI LAWAN UDARA OFENSIF



“ Angkatan darat dan Angkatan Laut jangan sampai memandang pesawat terbang hanya sebagai senjata tambahan yang terbatas kegunaannya.   Sebaliknya mereka harus melihat kepada pesawat terbang sebagai saudara ketiga”.( Jenderal Giulio Douhet, Ahli Strategi Perang Udara, Italia)


Dalam melaksanakan suatu operasi militer di mandala operasi, pengendalian udara sangat mutlak diperlukan untuk memperoleh suatu keunggulan udara.   Keunggulan udara yang sudah diraih dilaksanakan dengan menghancurkan kekuatan udara musuh baik di darat, laut dan udara, sehingga akan memberikan keleluasaan bagi pasukan kawan untuk melaksanakan operasi berikutnya.   Demikian pentingnya suatu keunggulan udara maka merupakan faktor yang sangat esensial di dalam melaksanakan suatu operasi-operasi gabungan.   Taktik atau strategi untuk merebut keunggulan udara ini dilakukan melalui suatu operasi udara yang dikenal dengan nama Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO).

Definisi Oluo itu sendiri adalah Operasi udara yang dilaksanakan untuk menghancurkan ataupun menetralisir kekuatan udara musuh guna mendapatkan keunggulan udara di mandala operasi sehingga operasi darat, laut maupun udara dapat terlaksana tanpa ada gangguan maupun ancaman dari kekuatan udara musuh. Operasi Lawan Udara  Ofensif dilaksanakan dalam bentuk operasi penyerangan dan operasi perlindungan. Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa tujuan dari operasi ini adalah untuk mendapatkan keleluasaan pasukan kawan dimandala operasi agar operasi darat, laut,   udara dapat terlaksana tanpa ada gangguan dari kekuatan udara musuh.   Adapun sasarannya adalah sebagai berikut :

a.         Terwujudnya keunggulan udara di mandala operasi.
b.         Terkendalinya wilayah udara di mandala operasi.
c.         Terlaksananya operasi-operasi darat, laut, dan udara tanpa ada gangguan dari kekuatan udara musuh

 Operasi lawan udara ofensif dilaksanakan melalui keterpaduan satu atau lebih kegiatan operasi, baik dilaksanakan secara parallel maupun sebagai suatu rangkaian kegiatan, meliputi :

 a.        Melaksanakan pengamatan dan pengintaian udara untuk mendapatkan data situasi musuh.
b.         Menyerang kekuatan udara musuh, baik yang berada di atas maupun bawah permukaan serta di udara.
c.         Melindungi kekuatan kawan dalam melaksanakan tugasnya.

Adapun susunan tugas operasi lawan udara ofensif merupakan gabungan kekuatan udara untuk menghancurkan kekuatan udara musuh dengan melibatkan pesawat-pesawat yang mempunyai kemampuan penyerang dan pelindung sebagai berikut :

a.         Pesawat Penyerang Permukaan (Surface Attack). Merupakan kekuatan utama dari komposisi Operasi Lawan Udara Ofensif yang bertugas untuk menghancurkan sasaran utama kekuatan udara musuh di darat/permukaan mandala operasi.

b.         Pesawat Penyapu (Fighter Sweep). Merupakan kekuatan yang berada jauh di depan kekuatan utama yang bertugas untuk menghancurkan kekuatan udara musuh yang mengancam kekuatan utama.

c.         Pesawat Pengawal (Escort). Merupakan kekuatan yang melekat dengan kekuatan utama, bertugas mengawal dan melindungi pesawat kawan dalam perjalanan maupun di mandala operasi dari serangan udara musuh.

d.         Pesawat Penekan/Penindas (Suppression). Merupakan kekuatan yang berada di luar dari kekuatan utama, bertugas untuk menetralisir, menghancurkan kekuatan pertahanan udara musuhdi permukaan yang mengancam komposisi kekuatan Operasi Lawan Udara Ofensif.

Operasi Lawan Udara Ofensif di Dunia.     Berdasarkan fakta-fakta sejarah sejak perang dunia pertama sampai dengan saat ini sudah beberapa kali terjadi pertempuran udara dengan melibatkan kekuatan yang cukup besar.  Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keunggulan udara sehingga operasi lainnya dapat berjalan dengan lancar.   Serangan udara yang terkenal sampai saat ini antara lain sebagai berikut:


a.         Battle Of Britain (1940).   Latar belakang pertempuran ini adalah Inggris menolak tawaran Jerman untuk berdamai.   Pada pertempuran ini Jerman mengerahkan tiga armada udara dengan 3000 pesawat.   Sedangkan Inggris terdiri dari 2000 pesawat.   Pada saat itu Inggris sudah menemukan Radar pada tahun 1934, sehingga Inggris dapat mengantisipasi kedatangan pesawat musuh.   Dalam serangan ini Jerman kehilangan 1100 pesawat dan Inggris kehilangan 650 pesawat.   Salah satu strategi RAF adalah melaksanakan serangan udara di malam hari dengan menyerang pangkalan-pangkalan serta posisi radar-radar Jerman yang di bangun di sepanjang pantai Belanda dan Jerman Utara.  Taktik yang lain yang di pakai untuk mengelabui Radar-radar Jerman adalah dengan melemparkan kertas-kertas timah sehingga Radar Jerman menjadai kacau untuk mendeteksi musuh.   Batle of Britain merupakan pertempuran paling dahsyat dalam sejarah pertempuran udara karena kedua belah pihak mempunyai kemampuan air power yang kuat.[1]


b.         Serangan Jepang Atas Pearl Harbour (1941).   Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang secara mendadak menyerang pangkalan terkuat Amerika Serikat yang berada di Pasifik yaitu Pearl Harbour.   Serangan Pearl Harbour berhasil dengan baik, namun Jepang tidak berhasil mencapai tujuan utamanya yaitu menghancurkan kapal induk Amerika.   Serangan gelombang pertama dilakukan oleh pesawat-pesawat pembom torpedo dan pesawat pembom tukik.   Serangan dipimpin oleh Comander Fuchida Mituso.   Amerika kehilangan 18 Battle Ship dan 349 buah pesawat serta 2.345 prajurit tewas.  Serangan pada gelombang kedua, Jepang mengerahkan 54 pesawat bomber, 81 pembom tukik dan 36 pesawat pemburu dipimpin oleh Shimazaki.   Pada serangan gelombang kedua pesawat-pesawat Jepang mendapatkan tembakan gencar dari pasukan Amerika.  Jepang kehilangan 8 persen dari seluruh kekuatannya.   Disini dapat dilihat kesiapan Jepang serta serangan yang sudah terorganisir telah mengarah ke susunan tugas sebagai composite strike[2]


c.         Pertempuran Midway ( 4-5 Juni 1942 ).   Latar belakang pertempuran ini adalah demi amannya kampanye Jepang serta memandang perlu segera merebut Midway dan tidak perlu memperluas territorial.   Yang terpenting bagi Jepang adalah melumpuhkan sisa-sisa kekuatan Amerika yang berada di Pearl Harbour.   Gelombang serangan pertama Jepang terdiri dari 72 bomber, 76 pemburu dan 126 cadangan.   Dengan menggunakan peluru armour piercing (peluru untuk menembus pelat baja), bom dan torpedo serta 36 pesawat Zero untuk melakukan patroli.   Tujuan serangan ini adalah untuk melumpuhkan kekuatan udara Amerika yang berada di darat untuk membantu operasi pendaratan.[3]


d.         Perang Korea (25 Juni  1950 – 27 Juli 1953).   Pada perang Korea Sekutu telah mempertimbangkan strategi yang akan diambil.  Karena sasarannya sedikit sekali dan kekuatan Korea Utara tidak banyak terkonsentrasi serta alasan lain adalah pesawat-pesawat Korea Utara bisa lari ke seberang sungai Yalu di daerah Cina dan Uni Soviet.   Air strategi sekutu harus diubah dari close air support kepada kekuatan-kekuatan di darat berubah ke strategi baru yaitu pertama melaksanakan Ofensif patrol pemburu di sepanjang sungai Yalu.   Kedua adalah serangan terhadap pangkalan-pangkalan di garis depan bagi pesawat-pesawat MIG dan ketiga adalah menghancurkan jalur-jalur perbekalan bagi gerakan maju pasukan tentara Cina.  Operasi-operasi udara ini terutama untuk mencegah kekuatan udara dan darat lawan melaksanakan serangan.   Pada akhir perang Korea, misi-misi yang mempertahankan Air Superiority adalah mereka yang sukses pada masa Perang Dunia II.    Dari hal tersebut didapat bahwa yang paling penting adalah menembaki pesawat-pesawat lawan di darat maupun di udara.    Serangan harus dilaksanakan siang maupun malam agar kekuatan udara lawan tidak dapat aktif kembali.[4]


e.         Perang Iran – Iraq (1980-1988).   Pertempuran antara pasukan kedua negara terjadi di dekat Qasre Shirin pada 2 September 1980.   Dua hari kemudian angkatan udara Iran membom kota-kota Khanaqin dan Mandali.   Pertempuran dahsyat berlangsung sepanjang Shatt al Arab.  Iran memobilisasi angkatan bersenjatanya pada tanggal 20 September 1980, dua hari kemudian Iraq menyerbu Iran.  Dua gelombang pesawat jet Iraq menyerang pangkalan-pangkalan udara Iran pada tanggal 22 September 1980.   Enam pesawat tempur yang di parkir di tempat-tempat perlindungan dan dua Radar Early warning luput dari bom-bom pesawat Irak karena penerbangnya tidak professional serta kurang canggihnya avionik pesawat-pesawat Iraq buatan Rusia.  Angkatan Udara Iran yang efektif dengan jumlah personel 38.000 orang, dua kali lipat personel Angkatan Udara Iraq seringkali dapat menghancurkan kekuatan udara Iraq.  Iran dapat melancarkan serangan udara sampai dengan 150 sorti per hari.[5]


f.          Perang Teluk (2 Agustus 1990 – 27 Februari 1991).  Latar belakangnya adalah invasi Irak atas Kuwait tanggal 2 Agustus 1990.   Serangan udara pertama dilaksanakan oleh sekutu dengan melaksanakan pendadakan-pendadakan.  Namun serangan tersebut dapat dilawan oleh Iraq dengan menggunakan Anti Aircraft Artillery (AAA).   Pada minggu ke tiga   adalah menghancurkan pangkalan-pangkalan udara Irak diperkirakan 99 pesawat  Irak dihancurkan di darat.    Pada hari-hari selanjutnya serangan udara sudah menggunakan LGB (Laser Guide Bomb) adalah bom yang berpenuntun laser sehingga akurasinya sangat tepat untuk menghancurkan tempat-tempat perlindungan pesawat dan fasilitas kodal.  Pada tanggal 15 Februari 1991 karakter pemboman di rubah dengan menggunakan bom FAE (Fuel Air Explosive) dengan tujuan untuk menghancurkan ranjau-ranjau yang di pasang oleh Irak.   Pada minggu ke enam tanggal 21 Februari- 27 Februari 1991) pesawat-pesawat F-16 terus menyerang pangkalan-pangkalan Irak dengan menggunakan Rudal.    Objek-objek militer di Baghdad terus diserang dengan pesawat terbang dan Rudal.[6]

Teknologi Pesawat Tempur Pendukung OLUO.    Adanya perkembangan teknologi yang pesat saat ini mendorong negara-negara maju untuk mengembangkan sistem persenjataan mutakhir khususnya pesawat tempur.   Amerika sebagai negara Adidaya serta Rusia waktu perang dingin berlomba-lomba mengembangkan pesawat tempur serta persenjataannya.   Adapun jenis-jenis pesawat tempur modern yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut:


a.         Pesawat F-22 Raptor.  F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat.   Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara dan digunakan untuk menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen.   F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya.   Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di Radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap Radar.    Pada F-22, selain pemakaian material penyerap Radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detail lain seperti pylon pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi.  F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".[7]
           
          


           b.         Pesawat B-2 SpiritNorthrop Grumman B-2 adalah pesawat tempur berteknologi stealth yang digunakan untuk pengeboman.  Pesawat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.  Pesawat ini berteknologi siluman serta memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (Radar)[8].


c.         Pesawat SU-27.  Sukhoi Su-27 (kode NATO: Flanker) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi.  Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet).  Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi[9]


d.         Pesawat SU-30.   Pesawat ini adalah pengembangan dari Su-27UB, dan memiliki beberapa varian.   Seri Su-30K dan Su-30MK telah sukses secara komersial.   Varian-varian ini diproduksi oleh KNAAPO dan Irkut, yang merupakan anak perusahaan dari grup Sukhoi. KNAAPO memproduksi Su-30MKK dan Su-30MK2Pesawat ini adalah pesawat tempur multi-peran, yang efektif dipakai sebagai pesawat serang darat. Pesawat ini dapat dibandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet dan F-15E Strike Eagle  Amerika Serikat.

Demikian sedikit pengetahuan dan informasi mengenai Operasi Lawan Udara Ofensif untuk berbagi wawasan  tentang operasi udara.



[1] Hal. 38 Air Power, Agus Suroto , Marsekal Muda TNI (PUR)
[2] Ibid, Hal. 66.
[3] Ibid, Hal. 90.
[4] Ibid Hal. 88
[5] Ibid Hal. 104
[6] Ibid Hal. 124
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/F-22_Raptor
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/B-2_Spirit
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Sukhoi_Su-27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar