Rabu, 12 Agustus 2015

CORETAN (BUKAN) ANAK KOLONG

Pasti bertanya-tanya kan apa maksud dari judul postingan kali ini?

Anak kolong itu istilah atau sebutan untuk anak tentara, baik itu Angkatan Darat, Laut maupun Udara. Menurut wikipedia istilah ini berasal dari keadaan waktu jaman Belanda dulu, dari keadaan anggota KNIL yang sangat memprihatinkan. Tentara yang mempunyai keluarga ditempatkan di barak dengan ukuran kecil dan sempit. Karena kecilnya ruangan, seringkali tidak cukup untuk ditempati lebih dari satu tempat tidur. Akibatnya anak-anak terpaksa tidur di bagian bawah dipan atau tempat tidur jaman dulu. dengan kata lain, anak-anaknya tidur dibawah kolong. Dari sinilah muncul istilah anak kolong. Tapi kali ini saya bukan mau bermain-main tentang bahasa atau istilah, saya hanya ingin sharing bagaimana saya hidup dan dibesarkan sebagai (bukan) anak kolong. Kata (bukan) saya ikutkan dalam judul bukan karena mau cari sensasi ikut-ikutan bukan empat matanya Tukul atau tidak bangga sebagai anak kolong, tetapi hanya karena saya tidak merasa sebagai anak kolong murni. Saya seumur hidup tidak pernah tidur di kolong tempat tidur kecuali ketika main petak umpet dan dihukum senior ketika Taruna (akan saya ceritakan lain waktu). Saya juga tidak pernah mengalami didikan keras ala militer oleh ortu, seperti bentakan atau sabetan ikat pinggang. Paling hanya jeweran atau cubitan yang wajar saya dapatkan karena kenakalan saya.

Tulisan saat ini sekedar pembuka bagi coretan-coretan saya berikutnya (semoga Allah selalu memberikan mood buat saya untuk membuat coretan selanjutnya). Sehingga misi membuat blog ini sebagai tempat belajar mencoret dapat tercapai.




CATATAN MUDIK 2015 M/1436 H (bagian 1)

Peringatan hari raya Idul Fitri atau lebaran di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tradisi mudik. Mudik yang berasal dari istilah Jawa ngoko yang berarti mulih dilik atau pulang sebentar merupakan kegiatan pulang kampung para perantau untuk bersilahturahmi dengan orang tua atau sanak saudaranya di kampung. Sehingga tidak heran jika setiap menjelang lebaran banyak warga kota-kota besar berbondong-bondong pulang kampung.

Selasa, 26 Mei 2015

SALAH BERDOA

Untuk mencapai tujuan hidupnya manusia dituntut untuk berusaha dan berdoa. Tetapi berhati-hatilah jika mengucapkan doa, karena jika salah berdoa bisa fatal akibatnya, seperti contoh dibawah ini :

Ya Tuhan, jadikan aku orang yang cuma dengan kipas-kipas saja uang mendatangiku.
Cliiiing... 3 tahun kemudian ia menjadi tukang sate
Ya Tuhan, jadikan aku orang yang cuma dengan duduk menggoyangkan kaki, bisa dapat rejeki
Cliiiing... 3 tahun kemudian ia menjadi penjahit


Ya Tuhan, jadikan aku orang yang hanya duduk diam, uang mendatangiku.
Cliiiing... 2 tahun kemudian ia menjadi penjaga toilet umum di terminal

Ya Tuhan, jadikan aku orang yang dapat mengatur orang kaya... Jadikanaku hamba Mu yang mengatur mereka dengan leluasa dan berkuasa
Cliiiing... 4 tahun kemudian ia menjadi tukang parkir.
Ya Tuhan, jadikan aku orang yang berwibawa, tatapanku disegani orang, setiap yang bertemuku akan merasa segan
Cliiiing... 2 tahun kemudian ia menjadi debt collector


Ya Tuhan, jadikan hambamu ini seorang yang punya banyak pengikut. Kemana pun hamba Mu ini melangkah, pengikutku selalu mentaatiku
Cliiiing... 2 tahun kemudian ia menjadi tukang angon bebek.

Ya Tuhan, jadikan hambamu ini seorang yang senantiasa dikelilingi wanita
Cliiiing... 3 jam kemudian ia menjadi tukang sayur keliling