Peringatan hari raya Idul Fitri atau lebaran di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tradisi mudik. Mudik yang berasal dari istilah Jawa ngoko yang berarti mulih dilik atau pulang sebentar merupakan kegiatan pulang kampung para perantau untuk bersilahturahmi dengan orang tua atau sanak saudaranya di kampung. Sehingga tidak heran jika setiap menjelang lebaran banyak warga kota-kota besar berbondong-bondong pulang kampung.
Fenomena ini menjadi tradisi tahunan di Indonesia, bahkan hal ini menjadi ciri khas lebaran masyarakat Indonesia, yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Berbagai cara digunakan untuk mudik, mulai dari angkutan umum seperti kereta api, pesawat, bis dan kapal maupun kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Banyak perusahaan di Jakarta pun berlomba-lomba menyiapkan angkutan mudik gratis bagi karyawan maupun masyarakat umum. Sehingga tidak mengherankan kemacetan yang biasanya terjadi di Jakarta, berpindah ke sepanjang jalur mudik, terutama jalur pantura maupun selatan pulau Jawa.
Untuk mengurangi kepadatan jalur mudik lebaran 2015, pemerintah telah mengoperasikan tol cikapàli yang merupakan jalur tol yang menghubungkan cikampek sampai dengan tol kanci palimanan, disambung tol pejagan milik perusahan Bakrie. Tol ini bisa dianggap sebagai tol terpanjang di Indonesia dengan jarak 266 km (plang km di ujung tol pejagan), sehingga tidak mengherankan banyak pemudik yang berharap dapat menghemat waktu tempuh mudik dengan beroperasinya tol ini. Bayangkan jarak tempuh Jakarta cirebon yang biasanya ditempuh dalam waktu 3-4 jam dapat ditempuh dalam waktu 2 jam saja.
Tetapi harapan tinggal harapan, karena pada kenyataannya kemacetan terjadi sepanjang jalan tol ini. Bayangkan saja Jakarta Tegal yang biasanya ditempuh dalam waktu 6 jam harus ditempuh dalam waktu 15 jam. Beberapa catatan penyebab kemacetan adalah sebagai berikut:
A. Terbatasnya sarana prasarana rest area, sebagai tempat beristirahat maupun refueling bahan bakar. Hal ini terjadi mulai km 14 cikampek atau 5 km menjelang rest area 19 yang merupakan rest area pertama di tol cikampek arah dr Jakarta. Kemacetan terjadi akibat banyak kendaraan yang antri untuk masuk ke rest area. Hal ini diperparah dengan terbatasnya sarana parkir sehingga banyak kendaraan yang akhirnya parkir di pagar luar rest area. Keadaan ini terjadi di semua rest area sepanjang jalan tol, terutama rest area di ruas cikopo palimanan yang masih dalam tahap pembangunan.
B. Banyak kendaraan yang berhenti di bahu jalan terutama di ruas cikopo palimanan. Dengan terbatasnya sarpras rest area ditambah faktor kemacetan dan suhu udara yang sangat panas, banyak pengemudi yang berhenti di sepanjang bahu jalan terutama dibawah ruas jembatan-jembatan yang melintas di atas ruas tol. Mereka menghentikan kendaraan disamping untuk beristirahat juga untuk mendinginkan mesin kendaraan yang panas. Kemacetan disebabkan karena banyak pengemudi yang tadinya memanfaatkan bahu jalan untuk menyalip, harus berebut jalur utama karena bahu jalan digunakan untuk kendaraan berhenti.
C. Gerbang pembayaran tol. Keberadaan gerbang tol menjadi salah satu penyebab kemacetan di jalan tol. Walaupun pihak pengelola telah berusaha menambah gardu tol tetap saja tidak dapat mengatasi jumlah kendaraan yang datang. Hal ini ditambah dengan banyaknya pengemudi yang tidak membayar dengan uang pas, sehingga menambah waktu pelayanan untuk tiap kendaraan. Adanya gardu tol non tunai cukup membantu mengurangi antrian, namun sayang gardu tol jenis ini belum tersedia di ruas tol cikapali.
D. Perlintasan jalur kereta api, persimpangan jalan, putaran balik dan pasar tumpah. Keempat hal ini merupakan penyebab kemacetan di jalur reguler non tol. Salah satu perlintasan yang cukup berpengaruh adalah di perlintasan kereta api pejagan dan persimpangan tol brebes Timur. Kedua perlintasan ini merupakan pintu keluar utama dari tol cikapali. Faktor lain yang cukup membuat kemacetan adalah SPBU, rest area dadakan dan pusat penjualan oleh-oleh daerah. Hal ini disebabkan dengan banyaknya kendaraan yang keluar masuk spbu maupun parkir untuk beristirahat dan membeli oleh-oleh.
Beberapa tips agar perjalanan mudik nyaman adalah sebagai berikut :
A. Yakinkan kendaraan yang digunakan siap untuk perjalanan jauh dan lama, meliputi kesiapan engine dan air radiator yang penuh untuk mengantisipasi panas mesin akibat kemacetan dan suhu udara yang panas. Rem dan kampas kopling untuk kendaraan non matic diyakinkan masih baik untuk menghadapi kemacetan yang cukup panjang. Kaki-kaki dan ban harus memenuhi syarat untuk berbagai medan dan cuaca, dimana rata-rata tol yang baru menggunakan hotmix yang panas di siang hari dan licin jika terjadi hujan. Juga untuk mengantisipasi jalur-jalur alternatif yang kemungkinan jalurnya belum semulus jalur utama. Kondisi AC mobil pun harus baik untuk kenyamanan selama berkendaraan.
B. Yakinkan kondisi tubuh prima, mengingat perjalanan yang cukup panjang (untuk ke Solo atau Jogya bisa mencapai 20 jam). Jika memungkinkan ada supir cadangan sehingga tidak perlu sering berhenti untuk beristirahat. Bagi kaum muslim istirahat dapat diatur sesuai waktu sholat wajib.
C. Jika ingin beristirahat jangan paksakan di rest area yang sejalur, gunakan rest area yang berada di jalur yang berlawanan. Karena relatif lebih sepi dan lebih nyaman untuk beristirahat. Kelemahannya hanya pemudik harus memutar lebih jauh. Tetapi hal ini tertutup dengan kesempatan istirahat yang lebih nyaman. Hal ini juga berlaku untuk SPBU.
D. Hal lain yang perlu disiapakan adalah makanan dan minuman kecil terutama makanan dan minuman yang dapat digunakan untuk menjaga stamina selama perjalanan. Demikian juga kartu e toll untuk mengantisipasi antrian di gerbang tol.
E. Kesiapan peta mudik dan GPS untuk mencari jalur alternatif jika terjadi kemacetan. Saran untuk penggunaan gps terutama untuk metode jalur terpendek harus benar-benar diperhitungkan, mengingat jalur yang disarankan adalah jalur alternatif yang umumnya jalurnya tidak sebagus jalur utama.
Demikian catatan mudik 2015 bagian pertama. Semoga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar