Senin, 08 Oktober 2012

BERANI GAGAL




http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRIgIbAkkglqfdt0PcsukY1e63tUdmRo9OsZv9ejZ93iHNVD2YM





Jenderal Douglas MacArthur pernah  berkata,

 Anda semuda keyakinan diri, setua rasa takut; semuda harapan, setua kekecewaan.”
 





 


Jika dipikirkan dari pernyataan diatas, umur” sebenarnya hanya hasil khayalan manusia saja.  Manusia tidak akan pernah tahu secara pasti apakah sebenarnya dia masih muda atau sudah tua.   Sehingga tidak seharusnya kita takut menghadapi  hidup.  Kadangkala hidup itu keras, sekeras baja, suram dan menyiksa.  Tetapi hidup sebenarnya seperti musim yang senantiasa berubah, bisa hangat dan sepanas seperti musim kemarau, bisa sejuk dan sedingin di musim penghujan.   Jadi biarlah hidup mengalir seperti air di sungai.


Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan “Masalah”.    Bahkan bisa dikatakan ”Masalah merupakan tanda kehidupan!   Semakin banyak masalah, semakin hidup manusia!”   Malah, jika akan mengkajinya dengan teliti, masalah” justru akan memberikan peluang untuk menyelesaikannya.   Manusia yang dapat menyelesaikan masalah” pasti membuka peluang” besar.



Ombak laut dan angin menyebabkan pelayar sukses melaut dan tidak mudah mabuk.”   

Ingat layang-layang terbang tinggi dengan menentang angin dan bukan mengikutinya.”
           
     Disadari atau tidak dalam menghadapi suatu masalah, manusia selalu dihinggapi rasa ketakutan mengalami kegagalan.   Bahkan kegagalan telah menjadi  “Trend” dalam masyarakat.   Dalam skala kecil jika kita atau anak kita bukan nomor satu atau sekurang-kurangnya masuk sepuluh besar, maka dianggap gagal.  Orang yang belum bekerja atau pun belum berkeluargapun acapkali dianggap hina dan belum berhasil di dalam hidupnya.   Bahkan bisa dibilang masyarakat sudah sampai pada tahap yang menetapkan bahwa “ Tidak ada manusia yang boleh berbuat salah, dan kesalahan meskipun tidak disengaja harus mendapatkan hukuman.”   Sehingga muncul opini bahwa di kehidupan ini hanya ada dua jenis manusia, manusia yang sukses dan manusia yang gagal.

 

 
Kesuksesan

Di manakah sebenarnya letak kesuksesan” yang benar? .  Sebenarnya kesuksesan dapat dianalogikan dengan pelangi.   Pelangi  terjadi karena adanya gabungan antara hujan dan cahaya matahari.   Jika salah satu dari keduanya tidak ada, pelangi akan hilang dari padangan.  Hujan dan cahaya matahari diperlukan untuk menghasilkan pelangi.   Jika hujan identik dengan kegagalan dan cahaya matahari identik dengan Keberhasilan, maka kita memerlukan kombinasi keberhasilan &  kegagalan”   untuk menemukan ”kesuksesan.”       

Untuk itu sebenarnya tidak ada aib untuk mencoba dan gagal.    Hidup itu suatu perjuangan dan perjuangan adalah hidup.   Tidak ada yang bernilai dalam hidup ini yang mungkin diperoleh tanpa perjuangan.   Jika ia mudah diperoleh. Sudah tentu semua orang akan mendapatkan.   Bayangkan sebuah masyarakat yang anggotanya bersedia mencoba dan gagal,  masyarakat yang orangnya tidak takut gagal, maka betapa banyaknya penemuan baru yang akan dihasilkan dan  betapa banyak prestasi yang dicapai oleh dunia.

Memang perilaku masyarakat yang sering menghakimi kegagalan seseorang  dapat membuat seseorang mengalami sindrom takut kalah atau gagal.  Orang yang gagal mencapai tujuannya biasanya akan kecewa dan terjerumus pada jurang keputusasan, dimana seringkali perasaan ini menghalangi mereka mengambil keputusan dan tindakan yang penting  untuk  menumbuhkan semangat guna mencapai tujuan.   Dan umumnya seseorang yang sudah terkena sindrom ini akan semakin terperosok pada kekecewaan dan takut untuk mencoba kembali.  

Untuk mencapai kesuksesan, tidaklah menjadi soal berapa kali manusia mengalami kegagalan dan jatuh, yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali dengan kepercayaan diri setiap kali jatuh. Kepercayaan bahwa jika ingin menuai hasil, maka harus menebar usaha.   Rahasia sukses sebenarnya melakukan usaha sebaik-baiknya dan membiarkan hasil datang dengan sendirinya.   Jangan sampai perasaan bimbang dan ketakutan akan kegagalan menguasai dirinya.   Jika kita melihat suatu tambang emas, emas paling murni mungkin tidak ditemukan.   Tetapi bongkahan emas mungkin akan ditemukan oleh mereka yang sabar membanting tulang selama beberapa tahun, tetap semangat dan pantang menyerah.

Yang pasti kita tidak perlu malu karena gagal, karena pasti ada hikmah dibalik itu ... seperti Christopher Columbus.”  

Christopher Columbus tidak menemukan Hindia Barat, tetapi menemukan benua baru yang sebagian kini menjadi negara adidaya di muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar